VEGETASI TANAMAN
Oleh:
Yudhi
Hermansyah
1214131115
JURUSAN
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2013
Judul Percobaan :
Analisis Vegetasi
Tanggal Percobaan :
26 November 2012
Tempat Percobaan :
Laboratorium Zoologi
Nama :
Yudhi Hermansyah
NPM :
1214131115
Jurusan :
Agribisnis
Fakultas :
Pertanian
Kelompok :
II(dua)
Bandarlampung,
26 November 2012
Mengetahui,
Asisten
Yurina
Avianti
NPM. 1017021055
DAFTAR
ISI
halaman
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ..................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PERCOBAAN
A.Waktu dan Tempat .................................................................................... 6
B.Alat dan Bahan ........................................................................................... 6
C.Cara Kerja ................................................................................................ 6
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan ...................................................................................
8
B. Pembahasan
............................................................................................
9
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Vegetasi
merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama
tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun
vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu
sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Vegetasi
(dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi
adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan.
Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati
suatu ekosistem.
Beraneka tipe hutan,
kebun,
padang rumput,
dan tundra
merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh
ilmuwan ekologi untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh
tumbuhan pada suatu tempat.
Analisa
vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur)
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi
berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah
maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan
abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik
yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar
dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah
dipengaruhi
oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi
yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan
pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami
perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik.
Konsepi dan
metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantun kepada keadaan
vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Contoh yang digunakan untuk mempelajari
suksesi dan evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Pada area yang luas dengan
vegetasi semak rendah misalnya digunakan metode garis (line intercept), untuk
pengamatan sebuah peta dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping)
digunakan metode titik (point intetcept), dan untuk daerah yang luas serta
tidak tersedia waktu yang cukup digunakan metode estimasi visual (visual
estimation). Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topografi, dan
data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja atau
keadaan seperti peta, lokasi yang dicapai, waktu yang tersedia, dan sebagainya.
Kesemuanya untuk memperoleh efisiensi pendataan vegetasi.
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis
tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu
daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu.
Rawa-rawa, padang rumput dan hutan merupakan suatu contoh vegetasi. Suatu
vegetasi kadangkala dibagi menjadi beberapa komunitas yang tumbuh bersama di
suatu daerah. Beberapa komunitas tersebut juga disebut assosiasi yaitu
sekumpulan tumbuhan yang tumbuh bersama pada lingkungan yang sama. Komunitas
tumbuhan akan selalu di dominasi oleh jenis tumbuhan tertentu sebagai gulma.
Komunitas tumbuhan sering kali digunakan oleh ahli ekologi untuk menjelaskan
suatu vegetasi di suatu wilayah. Adapun sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh
komunitas tumbuhan adalah:
a)
Mempunyai komposisi floristic yang tetap
b)
Fisiognomi (struktur, tinggi, penutupan, tajuk daun, dsb)
c)
Mempunyai penyebaran yang karakteristik dengan lingkungan habitatnya
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi
antara organisme
dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani
oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 - 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik.
Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
Analisis
vegetasi ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, evaluasi hasil
pengendalian gulma, perubahan flora (shifting) sebagai akibat metode
pengendalian tertentu dan evaluasi herbisida (trial) untuk menentukan
aktivitas suatu herbisida terhadap jenis gulma di lapangan. Konsep dan metode
analisis vegetasi sangat bervariasi tergantung keadaan vegetasi dan tujuan
analisis. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi
vegetasi. Metode garis (line intercept) biasanya digunakan untuk areal
yang luas dengan vegetasi semak rendah. Metode titik (point intercept) biasanya
digunakan untuk pengamatan sebuah petak contoh dengan vegetasi yang tumbuh
menjalar (creeping). Metode visual (visual emotion) dapat
digunakan untuk suatu survey daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu.
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan ingin diteliti. Populasi ini sering juga disebut Universe. Anggota populasi dapat berupa
benda hidup maupun benda mati, dimana
sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati.
Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi Infinit" atau tak terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui
dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor
identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah
karyawan tetap pabrik, dll disebut "Populasi Finit". Suatu kelompok objek yang berkembang terus (melakukan
proses sebagai akibat kehidupan atau suatu
proses kejadian) adalah Populasi Infinitif.
Dengan
demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu,
dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara
keseluruhan.yang disebut luas minimum area. Praktikum yang berjudul,
“Analisis Vegetasi” ini bertujuan untuk mempelajari keragaman jen tumbuhan
dalam suatu lingkungan dan untuk menentukan luas peta minimum yang dapat
mewakili tipe komunias yang sedang dianalisis guna keperluan ekologi, oleh
karena itu praktikum atau percobaan ini dilakukan.
B Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan dari praktikum atau percobaan Biologi tentang
fotosintesis dan plasmolisis ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui
organisme penyusun komunitas yang diamati
2.
Dapat
menghitung distribusi, frekuensi, nilai penting dan lain-lain komponen untuk
analisis habitat
3.
Untuk
mengetahui pola kesesuaian jenis terhadap faktor lingkungan yang ada, yang
dinyatakan dalam nilai kerapatan
4.
Untuk
menfetahui pola penguasaan jenis terhadap faktor lingkungan yang ada, yang dinyatakan
dengan nilai nominasi
5.
Untuk
mendapatkan nilai penting sebagai indikator tipe asosiasinya.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis
vegetasi ialah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur
struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk.
Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan
tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan
tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif
tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Michael,1994).
Analisis
vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi dapat
digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat
tumbuh-tumbuhan: 1) Mempelajari tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya. 2)
Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu
jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan
pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar (Dwisang,2008).
Dari segi
floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “random sampling” hanya
mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang
rumput dan hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan
lebih tepat dipakai “systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun
boleh digunakan pada keadaan tertentu. Luas daerah contoh vegetasi yang akan
diambil datanya sangat bervariasi untuk setiap bentuk vegetasi mulai dari 1 dm2
sampai 100 m2. Suatu syarat untuk daerah pengambilan
contoh
haruslah representatif bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat
dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas
tumbuhan yang dibentuk oleh populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu
jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan
individu-individu tadi, dengan demikian untuk melihat suatu komunitas sama
dengan memperhatikan individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis
tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan
contoh itu representatif bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar
dari jenis tumbuhan pembentuk komunitas tersebut (Rahardjanto, 2005).
Dengan
demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu,
dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara
keseluruhan.yang disebut luas minimum. Unit
penyusun vegetasi (komunitas) adalah populasi, sedangkan unit penyusun populasi
adalah semua individu yang berada di tempat praktikan dilakukan. Oleh karena
itu, dalam penelitian mengenai vegetasi tumbuhan dilakukan dilakukan dengan
cara mengamati individu-individu yang terdapat dalam populasi tersebut. Kajian
mengenai vegetasi mengungkapkan sifat dari setiap populasi sehingga dapat
menggambarkan vegetasi berdasarkan karakteristik suatu populasi tersebut (Surasana,
1990).
A
Waktu dan Tempat
Praktikum atau percobaan tentang Analisis Vegetasi
ini dilakukan atau dilaksanakan di Laboratorium Zoologi pada hari Selasa, 26 Novenber 2012 pukul
15.30 WIB.
B
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
atau percobaan Biologi tentang Analisis Vegetasi yaitu: meteran, tali rapia,
gunting atau silet, patok.
C
Cara Kerja
Adapun cara kerja atau prosedur percobaan yang
digunakan pada praktikum atau percobaan Biologi tentang Analisis Vegetasi
yaitu:
1. Menentukan
tempat yang akan dihitung vegetasi tumbuhannya
2. Membuat
petak ukuran 1 x 1 meter persegi dengan menggunakan tali rapia yang telah
diukur panjangnya dengan pengaris dimana tiap sudut petak diberi patok dari
bambu
3.
Melakukan penghitungan jenis spesies tumbuhan dan
jumlahnya tiap spesies tersebut yang berada di dalam petak.
4.
Kemudian membuat petak dengan ukuran 1X1 yang ditambah
2 meter sehingga petak ke-2 ukurannya 3X3
5.
Melakukan penghitungan jenis tumbuhan dan jumlahnya
tiap spesies tersebut yang ada di dalam petak kecuali rumput
6.
Kemudian membuat petak dengan ukuran 3X3 yang ditambah
2 meter sehingga petak ke-3 ukurannya 5X5
7.
Melakukan penghitungan jumlah pohon yang ada di dalam
petak.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
NO
|
Plot
|
Nama
Ilmiah
|
Nama
Daerah
|
Keterangan
|
1
|
1
x 1
|
-
Pennisetum purpureum
-
-
-
-
-
-
|
Spesies
A
Rumput
Gajah
Herba
Spesies A
Herba
sp. B
Herba
sp. C
Sirih-sirihan
Rumput
B
Semanggi
|
8
pohon
15
pohon
176
pohon
4
pohon
12
pohon
13
pohon
9
pohon
68
pohon
|
2
|
3
x 3
|
-
-
-
-
|
Perdu
A
Perdu
B
Herba
D
Pohon
Bungur
|
2
pohon
8
pohon
19
pohon
1
pohon
|
3
|
5
x 5
|
-
|
Pohon
Bungur
|
1
pohon
|
Jumlah
|
336
pohon
|
V. KESIMPULAN
Dari pengamatan dan hasil
perhitungan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kerapatan spesies tertinggi
adalah
2.
Kerapatan spesies terenda
adalah
3.
Terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi keanekaragaman organism di suatu tempat yaitu factor-faktor udara,
tanah organism, dan beberapa factor stabil yaitu ketinggian, lintang, letak,
dan pH
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2001. Ekologi. hhtp://id.wikipedia.org/wiki/ekologi.
Diakses 14 Oktober 2001. Pukul 14.25 WIB
Anonim 2. 2001. Keanekaragaman Hayati.
hhtp://id.wikipedia.org/wiki/keanekaragamanhayati. Diakses 14 Oktober 2001.
Pukul 16.40 WIB
Odum.
1994. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Rososoedarmo. 1990. Ekologi.
Bandung: CV. Ramadja Karya.
Setiadi, Agus. 1990. Pengantar
Ekologi. Bandung: CV. Publishing.
PERHITUNGAN
Rumus Kerapatan Relatif
KR= jumlah tanaman A / Jumlah
total semua tanaman X 100 %
Plot 1 x 1 meter
KR spesies A = 8 / 336 X 100 % =
2,38 %
KR Rumput Gajah = 15 / 336 X 100 %
= 4,46 %
KR Herba Spesies A = 176 / 336 X
100 % = 52,38
KR Herba sp B = 4 / 336 X 100 % = 1,19
%
KR Herba sp C = 12 / 336 X 100 %=
3,57 %
KR sirih-sirihan = 13/ 336 X 100 %
= 3,87 %
KR Rumput B = 9 / 336 X 100 % =
2,68 %
KR Semanggi = 68 / 336 X 100 % =
20,24 %
Plot 3 x 3 meter
KR Perdu A = 2 / 336 X 100 % =
0,59 %
KR Perdu B = 8 / 336 X 10 0% =
2,38 %
KR Herba D = 19 / 336 X 100 % =
5,65 %
KR Pohon Bungur = 1 / 336 X 100 %
= 0,29 %
Plot 5 x 5 meter
KR Pohon Bungur = 1 / 336 X 100 %
= 0,29 %
Rumus Frekuensi Relatif
FR = jumlah petak spesies ditemukan
/ jumlah petak digunakan X 100%
FR Spesies A = 1 / 3 X 100 % =
33,33 %
FR Rumput Gajah = 1 / 3 X 100 % =
33,33 %
FR Herba Spesies A = 1 / 3 X 100 %
= 33,33 %
FR Herba sp. B = 1 / 3 X 100 % =
33,33 %
FR Herba sp. C = 1 / 3 X 100 % = 33,33
%
FR Sirih-sirihan = 1 / 3 X 100 % =
33,33 %
FR Rumput B = 1 / 3 X 100 % =
33,33 %
FR Semanggi = 1 / 3 X 100 % =
33,33 %
FR Perdu A = 1 / 3 X 100 % = 33,33
%
FR Perdu B = 1 / 3 X 100 % = 33,33
%
FR Herba D = 1 / 3 X 100 % = 33,33
%
FR Pohon Bungur = 2 / 3 X 100 % =
66,67 %
0 komentar:
Posting Komentar