PENYULUHAN DI BP3K KECAMATAN JATI
AGUNG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
( Laporan Responsi Dasar-Dasar
Penyuluhan dan Komunikasi )
Oleh :
Kelompok 4
Siti Mariyani 1214131096
Sri Wahyuni 1214131098
Yudhi Hermansyah 1214131115
Zupika Audina 1214131118
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penyuluhan adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong
dan mengorganisasikan dalam mengakses informasi informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) adalah kelembagaan
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan ditingkat Kecamatan yang
merupakan lembaga non struktural yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(BP4K).
Kecamatan Jati
Agung KabupatenLampung Selatan merupakan salah satu wilayah yang mayoritas
penduduknya berprofesi sebgagai petani, sehingga perlu dilakukan kegiatan
penyuluhan untuk meningkatkan pendapatan hingga kesejahteraan masyarakat.
Penyuluhan tersebut dilakukan oleh BP3K Kecamatan Jati agung yang segal
kegiatannya perlu ditinjau dan dievaluasi agar hasil dari kegiatan penyuluhan
maksimal kebaikannya.
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya turun lapang tersebuat
adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui penyusunan Rencana Kerja penyuluh BP3K Jati agung.
2. Untuk
mengetahui jadwal kunjungan penyuluh ke petani.
3. Untuk
mengetahui teknis penyuluhan dari BP3K Jati Agung.
4. Untuk
mengetahui bagaimana evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan.
5. Untuk
mengetahui respon petani terhadap kegiatan penyuluhan oleh BP3K Jati Agung.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Istilah penyuluhan pertama kali di publikasikan oleh
James Stuart (1867-1868)dari Trinity College (Combridge) kepada perkumpulan
wanita dan pekerja pria di Inggris Utara. Pada tahun 1873 secara resmi sistem
penyuluhan diterapkan di Combridge, kemudian diikuti Universitas London (1876)
dan Universitas Oxford (1878) dan menjelang tahun 1880 gerakan penyulihan mulai
melebarkan sayapnya keluar kampus. (Van Den Ban dan Hawkins, 1999)
Di Indonesia, penyuluhan pertanian mulai
dikembangkan sejak tahun 1905 bersamaan dengan dibukanya Departemen Pertanian
(Departement Van Lonbow) oleh pemerintah Hindia Belanda, Institusi yang
merupakan bentuk tersebut antara lain memiliki tugas melakukan penyuluhan
pertanian, sedang pelaksanaannya dilakukan oleh Pejabat Pengreh Praja (PP).
pada tahun 1910 dibentuk Dinas Penyuluhan Pertanian (Lounbouw Voorlicting
Dienst), tetapi baru benar-benar berperan sebagai lembaga penyuluhan pertanian
yang mandiri sejak dirubah menjadi Dinas Pertanian Propinsi terlepas dari PP
pada tahun1918. (Mardikanto,1993)
Di masa kemerdekaan, kegiatan penyuluhan telah
dimulai dengan dibentuknya Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) kemudia
dilanjutkan dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan metode latihan dan
kunjungan. (Mardikanto, 2009)
Penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian
di era Bimas telah memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan produksi
pertanian khususnya produksi padi, sehingga pada tahun 1984 pemeritah Republik
Indonesia memperoleh penghargaan dari FAO sebagai Negara yang berhasil mencapai
swasembada beras. (Suprapto,2009)
Penyuluhan pertanian sebagai metode pendidikan orang
dewasa (Andragodi) terdapat filsafah untuk membuat saling “asah-asih-asuh”
dalam suatu interaksi warga pelajar. Penyuluh sebagai fasilitator dan motivator
yang mampu mendorong petani untuk mandiri dan swadaya. Penyuluh dan sasaran
mengembangkan hubungan saling timbal balik dan membantu dalam kegiatan
penyuluhan. (Padmowihardjo, 2001)
Penyuluhan pertaniain merupakan suatu pendidikan nonformal
untuk keluarga-keluarga yang bergerak dibidang pertanian, yang cara, bahan dan
sasarannya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik dari
sasaran, waktu maupun keadaan sehingga kemampuan mereka untuk beradaptasi
terhadap perubahan yang dapat meningkatkan kesejahteraannya dapat dipercepat.
(Sumardjo, 1999)
Dalam konteks komunikasi dan inovasi, penyuluhan
adalah serangkaian intervensi komunikatif yang ditanamkan, yang diartika antara
lain untuk membangun dan atau mendorong inovasi yang seharusnya membantu
menyelesaikan situasi problematis. (Leeuwis, 2004)
Penyuluhan pertanian adalah usaha membantu petani
agar senantiasa meningkatkan efisiensi usaha petani. Dalam pengertian membantu
masyarakat agar dapat membantu dirinya tersebut terkandung pokok-pokok pikiran
sebagai berikut:
a. Penyuluh
pertanian harus mengacu pada kebutuhan sasaran yang dibantu, dan bukannya
sasaran yang harus mengikuti keinginan penyuluh
b. Penyuluh
pertanian mengarah kepada terciptanya kemandirian, bukan membantu sasaran
semakin menggantungkan diri kepada penyuluh
c. Penyuluhan
pertanian harus mengacu pada perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan
sasaran, bukan target-target fisik tidak banyak manfaatnya bagi kualitas hidup
sasaran. (Nasution, 2004).
Dalam melaksanakan penyuluhan dalam masyarakat,
terutama masyarakat pedesaan yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani,
peranan sosok penyuluh yang lebih dikenal dengan PPL tidak dapat disampingkan.
Menurut Mosher (1974), peranan penyuluhan dalam memodernisasi pertanian
mencakup empat hal, yaitu sebagai guru, sebagai penganaliss, sebagai penasihat
(advisor) dan sebagai Organisator. (Mosher, 1974)
III.
PEMBAHASAN
3.1. Rencana
Kerja Penyuluh BP3K Kecamatan Jati Agung
Rencana Kerja Penyuluh atau Rencana Definitif Petani
disusun berdasarkan kebutuhan yang dirasakan petani. Sebelum menyusun Rencana
Kerja Penyuluh, BP3K akan melakukan identfikasi potensi wilayah terlebih
dahulu. Potensi tersebut termasuk potensi SDM dan SDA wilayah tersebut. SDM
yaitu meliputi penyuluh dan petani di wilayah tersebut. Sedangkan SDA meliputi
keadaan tanah, sistem pengairan, dan tanaman apa yang cocok ditanam di wilayah
tersebut.
Jenis-jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di
wilayah Jati Agung adalah padi, jagung, tanaman hortikultura, palawija,
singkong, dan lain-lain. Selain di pertaniannya, pada bidang perikanan, potensi
wilayah Kecamatan Jati Agung adalah budidaya ikan lele, ikan mas, ikan gurame,
patin dan ikan nila. Serta pada bidang peternakan, potensi besar wilayah
Kecamatan Jati Agung adalah pada ternak ayam pedaging, ayam petelur, ternak
sapid an ternak kambing.
Rencana Kerja disusun setiap tahunnya, dan dibuat
dalam bentuk tertulis. Petani tidak diperlihatkan Rencana Kerja tertulis
tersebut, karena penyuluh akan langsung memberikan praktek rencana kerja
tersebut kepada petani.
3.2.Jadwal
Kunjungan Penyuluh
Penyuluh yang bekerja di BP3K Kecamatan Jati Agung
ini bekerja dari hari Senin hingga Jumat. Jadwal kunjungan ke petani adalah
setiap hari kecuali hari Rabu, karena pada hari Rabu terdapat pelatihan
penyuluh di topik-topik tertentu di kantor BP3K Kecamatan Jati Agung.
Setiap bulan, BP3K akan membuat susunan materi
penyuluhan untuk petani. Materi-materi tersebut akan disesuaikan dengan
mempertimbangkan permasalahan petani juga.
3.3. Teknis
Pelaksanaan Penyuluhan dari BP3K Jati Agung
Kunjungan penyuluh kepada petani dilakukan sesuai
dengan jadwal kunjungan yang telah dibuat. Saat kunjungan penyuluh, biasanya
dilakukan di Balai Desa, lapangan, lahan usahatani, ataupun Saung Desa. Saat
penyluh tiba, biasanya petani peserta penyuluhan sudah berkumpul yang
dikoordinir langsung oleh ketua kelompok tani maupun aparat desa tersebut.
Materi yang diberikan kepada petani saat penyuluhan
biasanya disesuaikan dengan kebutuhan petani sendiri. Petani dapat saja meminta
topik materi tertentu yang akan disuluhkan oleh penyuluh. Untuk menunjang
kelancaran dan baiknya hasil kegiatan penyluhan, kegiatan penyuluhan tersebut
dilakukan dengan alat peraga. Alat peraga yang digunakan misalnya peta singkat,
Koran, papan tulis, poster, dan lain-lain.
Materi penyuluhan diberikan dengan ceramah ataupun
praktek lapang yang selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi dari pertanyaan atau
permasalahan yang diajukan oleh petani sebagai sasaran atau peserta penyuluhan.
Dalam melaksanakan demonstrasi materi penyuluhan, biasanya digunakan berupa
demplot yang berada di pinggir jalan agar mudah dilihat oleh petani yang lewat
jalan tersebut. Yang diharapkan adalah petani dapat segera mengadopsi inovasi
yang diterapkan atau dianjurkan oleh penyuluh berupa demplot tersebut.
BP3K Kecamatan Jati agung menggunakan paket
teknologi spesifik dalam pelaksanaan penyuluhannya. 10 Paket teknologi tersebut
adalah sebagai berikut :
·
Benih bermutu,
·
Pengolahan tanah
sempurna
·
Penanaman
·
Tata guna air
·
Pupuk berimbang dan
pupuk pelengkap cair
·
Pengendalian hama
terpadu
·
Penyulaman, siangan
·
Panen
·
Pasca panen
·
Analisa usaha hasil
pertanian
Tenaga penyuluh di BP3K Kecamatan Jati Agung
merupakan tenaga lulusan SPMA yang kini berubah nama menjadi SPPMA atau sejak
tahun 2000, penyuluh harus merupakan lulusan minimal D3 Penyuluhan. Para
penyuluh bertujuan untuk menjadikan petani dari swadaya menjadi petani yang
swakarsa. Hal ini sesuai dengan slogan BP3K Kecamatan Jati Agung, yaitu
penyuluhan dari petani, oleh petani dan untuk petani. Untuk itu, penyuluh akan
selalu menindak lanjuti masalah yang dihadapi petani dengan mendiskusikannya
saat kegiatan penyuluhan dan juga membantu dengan langsung bertindak di lahan
usahatani petani tersebut.
Tenaga penyuluh di BP3K Kecamatan Jati Agung ada 19
orang, sedangkan Kecamatan Jati Agung terdapat 21 desa. Sehingga terdapat 2
orang penyuluh yang bekerja rangkap di 2 desa. Para penyuluh tidak pernah
melakukan karya wisata karena keterbatasan biaya BP3K. jika ada karya wisata,
biasanya penyuluh menggunakan dana pribadi ataupun hanya jika ada undangan
kegiatan di tingkat nasional maupun daerah yang mempunyai rangkaian acara karya
wisata saja.
3.4. Evaluasi
Terhadap Kegiatan Penyuluhan
Evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan dilakukan pada
akhir tahun. Evaluasi dilakukan oleh tenaga penyuluh. Evaluasi dilakukan di
setiap desa dengan cara menukar tenaga penyuluh di desa tersebut dengan
penyuluh di desa lain untuk melakukan evaluasi. Dalam evaluasi tersebut,
terdapat kriteria-kriteria tertentu yang pada setiap tahunnya, petani dapat
mencapai beberapa tingkatan kemampuan. Tingkatan petani tersebut mulai dari
yang terendah hingga yang ke lebih tinggi yaitu :
·
Kelompok tani pemula
·
Kelompok tani lanjut
·
Kelompok tani madya
·
Kelompok tani utama
3.5. Respon
Petani Terhadap Kegiatan Penyuluhan
Respon petani terhadap kegiatan penyuluhan dari BP3K
sangat baik. Para petani lebih termotivasi untuk merubah sikap, kemauan dan
kemampuan mereka menjadi lebih baik. Hal ini sangat dirasakan sebagian besar
petani yang mengikuti kegiatan penyuluhan yang dibuktikan dengan meningkatnya
pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani. Namun terdapat sebagian kecil
petani yang tidak berubah keadaannya diakibatkan ketidakseriusan dalam
mengikuti kegiatan penyuluhan.
Telah banyak inovasi yang diadopsi oleh para petani
yang diperoleh dari kegiatan penyuluhan BP3K. inovasi tersebut sangat berdampak
baik. Inovasi tersebut misalnya pemanfaatan lahan pekarangan, penerapan
pertanian ramah lingkungan, pemanfaatan limbah pertania, pembuatan pupuk
kompos, dan lain-lain.
Respon masyarakat yang baik dapat mempercepat
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani. Hal ini menjadikan
kecamatan Jati Agung memiiliki komuditi unggulan hingga tingkat daerah. Komoditi tersebut diantaranya ayam pedaging,
telur ayam, daging sapi, padi, jagung dan juga singkong.
IV.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Rencana
Kerja Penyuluh atau Rencana Definitif Petani disusun berdasarkan kebutuhan yang
dirasakan petani. Sebelum menyusun Rencana Kerja Penyuluh, BP3K akan melakukan
identfikasi potensi wilayah terlebih dahulu.
2. Jadwal
kunjungan ke petani adalah setiap hari kecuali hari Rabu, karena pada hari Rabu
terdapat pelatihan penyuluh di topik-topik tertentu di kantor BP3K Kecamatan
Jati Agung.
3. Teknis
pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan dengan baik menggunakan jadwal
kunjungan, materi sesuai kebutuhan petani, penggunaan alat peraga, penyampaian
materi yang baik, melaksanakan demonstrasi berupa demplot dan penggunaan paket
teknologi.
4. Evaluasi
terhadap kegiatan penyuluhan dilakukan pada akhir tahun. Evaluasi dilakukan
oleh tenaga penyuluh.
5. Respon
petani terhadap kegiatan penyuluhan dari BP3K sangat baik. Para petani lebih
termotivasi untuk merubah sikap, kemauan dan kemampuan mereka menjadi lebih
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi Ofset : Yogyakarta.
Mosher, A. T. 1991. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. CV.
Yasaguna : Jakarta.
Mubyarto
dan Kartodirdjo, 1988. Pembangunan Pedesaan di Indonesia. Liberty :, Yogyakarta.
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Grafindo Persada : Jakarta
Sumaryo, dkk. 2012. Dasar-dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Aura
Printing : Bandar Lampung.
LAMPIRAN
PROFIL
BP3K KECAMATAN JATI AGUNG
Nama Lembaga :
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan ( BP3K )
Alamat :
Jl. R. A. Basyid Kecamatan Jati Agung Kabupaten
Lampung Selatan
Visi :
Menjadi lembaga penyuluhan yang handal,
mandiri,
dan
professional di dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat tani guna mendukung
ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.
Misi :
1. Mengembangkan lembaga penyuluhan, serta
meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana penyuluhan.
2. Meningkatkan
kompetensi tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan di dalam
memberikan pelayanan konsultasi agribisnis kepada para petani.
3. Mengembangkan
sistem pemberdayaan petani, kelembagaan petani, dan usaha petani yang berdaya
saing.
4. Meningkatkan
kerjasama dan jejaring pelatihan pertanian dengan lembaga terkait.
5. Meningkatkan
kualitas pengelolaan administrasi, penatausahaan dan rumah tangga serta sistem
informasi dan publikasi yang akuntabel.
Slogan :
Penyuluhan dari petani, oleh petani dan untuk petani.
Bagan Struktur
Organisasi :
Kedudukan BP3K
Kecamatan Jati Agung :
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(BP3K) Kecamatan Jati Agung adalah kelembagaan penyuluhan pertanian, perikanan
dan kehutanan ditingkat Kecamatan yang merupakan lembaga non struktural yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Lampung Selatan.
Tugas dan Fungsi
BP3K :
Balai Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (BP3K) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan Daerah dibidang penyuluhan pertanian, perikanan dan
kehutanan ditingkat Kecamatan.
Didalam melaksanakan tugas Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
Didalam melaksanakan tugas Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
ditingkat Kecamatan yang sejalan dengan programa penyuluhan
pertanian,
perikanan dan kehutanan Kabupaten.
b. Melaksanakan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan berdasarkan
b. Melaksanakan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan berdasarkan
program penyuluhan.
c. Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi,
c. Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi,
pembiayaan dan pasar.
d. Memfasilitas pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan
d. Memfasilitas pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan
pelaku usaha.
e. Melaksanakan peningkatan kapasitas PNS, Penyuluh Swadaya dan Penyuluh
e. Melaksanakan peningkatan kapasitas PNS, Penyuluh Swadaya dan Penyuluh
Swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan.
f. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan metode penyuluhan
f. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan metode penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan bagi pelaku utama dan
pelaku usaha
secara berkelanjutan.
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan programa
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan programa
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.
PROFIL
WILAYAH KERJA
1.
Aspek
geographik
BP3K
ini beralamat di Jl. R. A. Basyid, kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung
Selatan.
Data curah hujan :
Peta Kecamatan Jati Agung :
2.
Aspek
Demographik
Agama mayoritas masyarakat
kecamatan Jati Agung adalah islam.
Suku mayoritas kecamatan Jati Agung
adalah suku Jawa.
3.
Aspek
Psikigraphik
Gaya hidup masyarakat kecamatan Jati
Agung mayoritas masih menerapkan gaya hidup sederhana, namun ada juga yang
bergaya hidup modern atau mewah karena keadaan financial yang lebih baik.
4.
Aspek
Behavioristik
Karena masyarakat lebih banyak
menerapkan gaya hidup yang sederhana, masyarakat kecamatan Jati Agung tidak
terlalu mementingkan merek atau gengsi dalam pembelian barang atau jasa.
Masyarakat lebih mementingkan nilai guna dan keuntugan yang diperoleh jika
mengonsumsi barang atau jasa tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar