Sabtu, 29 Juni 2013

LAPORAN PRAKTIKUM VEGETASI TANAMAN DI LINGKUNGAN UNILA

VEGETASI TANAMAN



Oleh:

Yudhi Hermansyah

1214131115












JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2013



Judul Percobaan           : Analisis Vegetasi
Tanggal Percobaan       : 26 November 2012
Tempat Percobaan       : Laboratorium Zoologi
Nama                           : Yudhi Hermansyah
NPM                           : 1214131115
Jurusan             : Agribisnis
Fakultas                       : Pertanian
Kelompok                    : II(dua)






Bandarlampung, 26 November 2012
                                                                                                Mengetahui,
                                                                                                Asisten


                                                                                                Yurina Avianti
                                                                                             NPM. 1017021055

DAFTAR ISI


                                                                                                                            halaman
HALAMAN PENGESAHAN  ...................................................................................  i
DAFTAR ISI  ............................................................................................................  ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang  ..........................................................................................  1        
B. Tujuan Percobaan  .....................................................................................  2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PERCOBAAN
A.Waktu dan Tempat  ....................................................................................  6
B.Alat dan Bahan  ...........................................................................................  6
C.Cara Kerja  ................................................................................................  6
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil Pengamatan    ................................................................................... 8        
B.     Pembahasan  ............................................................................................ 9
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


I PENDAHULUAN


A Latar Belakang

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.

Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu tempat.

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.  Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah

dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik.


Konsepi dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantun kepada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Contoh yang digunakan untuk mempelajari suksesi dan evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Pada area yang luas dengan vegetasi semak rendah misalnya digunakan metode garis (line intercept), untuk pengamatan sebuah peta dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping) digunakan metode titik (point intetcept), dan untuk daerah yang luas serta tidak tersedia waktu yang cukup digunakan metode estimasi visual (visual estimation). Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topografi, dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja atau keadaan seperti peta, lokasi yang dicapai, waktu yang tersedia, dan sebagainya. Kesemuanya untuk memperoleh efisiensi pendataan vegetasi.

Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Rawa-rawa, padang rumput dan hutan merupakan suatu contoh vegetasi. Suatu vegetasi kadangkala dibagi menjadi beberapa komunitas yang tumbuh bersama di suatu daerah. Beberapa komunitas tersebut juga disebut assosiasi yaitu sekumpulan tumbuhan yang tumbuh bersama pada lingkungan yang sama. Komunitas tumbuhan akan selalu di dominasi oleh jenis tumbuhan tertentu sebagai gulma. Komunitas tumbuhan sering kali digunakan oleh ahli ekologi untuk menjelaskan suatu vegetasi di suatu wilayah. Adapun sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh komunitas tumbuhan adalah:
a)  Mempunyai komposisi floristic yang tetap
b)  Fisiognomi (struktur, tinggi, penutupan, tajuk daun, dsb)
c)  Mempunyai penyebaran yang karakteristik dengan lingkungan habitatnya
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Analisis vegetasi ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, evaluasi hasil pengendalian gulma, perubahan flora (shifting) sebagai akibat metode pengendalian tertentu dan evaluasi herbisida (trial) untuk menentukan aktivitas suatu herbisida terhadap jenis gulma di lapangan. Konsep dan metode analisis vegetasi sangat bervariasi tergantung keadaan vegetasi dan tujuan analisis. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi vegetasi. Metode garis (line intercept) biasanya digunakan untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah. Metode titik (point intercept) biasanya digunakan untuk pengamatan sebuah petak contoh dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping). Metode visual (visual emotion) dapat digunakan untuk suatu survey daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu.

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan ingin diteliti. Populasi ini sering juga disebut Universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi Infinit" atau tak terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut "Populasi Finit". Suatu kelompok objek yang berkembang terus (melakukan proses sebagai akibat kehidupan atau suatu proses kejadian) adalah Populasi Infinitif.

Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan.yang disebut luas minimum area.  Praktikum yang berjudul, “Analisis Vegetasi” ini bertujuan untuk mempelajari keragaman jen tumbuhan dalam suatu lingkungan dan untuk menentukan luas peta minimum yang dapat mewakili tipe komunias yang sedang dianalisis guna keperluan ekologi, oleh karena itu praktikum atau percobaan ini dilakukan.


B Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum atau percobaan Biologi tentang fotosintesis dan plasmolisis ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui organisme penyusun komunitas yang diamati
2.      Dapat menghitung distribusi, frekuensi, nilai penting dan lain-lain komponen untuk analisis habitat
3.      Untuk mengetahui pola kesesuaian jenis terhadap faktor lingkungan yang ada, yang dinyatakan dalam nilai kerapatan
4.      Untuk menfetahui pola penguasaan jenis terhadap faktor lingkungan yang ada, yang dinyatakan dengan nilai nominasi
5.      Untuk mendapatkan nilai penting sebagai indikator tipe asosiasinya.



II TINJAUAN PUSTAKA


Analisis vegetasi ialah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Michael,1994).

Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan: 1) Mempelajari tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya. 2) Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar (Dwisang,2008).

Dari segi floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “random sampling” hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai “systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan pada keadaan tertentu. Luas daerah contoh vegetasi yang akan diambil datanya sangat bervariasi untuk setiap bentuk vegetasi mulai dari 1 dm2 sampai 100 m2. Suatu syarat untuk daerah pengambilan

contoh haruslah representatif bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan demikian untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan contoh itu representatif bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan pembentuk komunitas tersebut (Rahardjanto, 2005).

Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan.yang disebut luas minimum. Unit penyusun vegetasi (komunitas) adalah populasi, sedangkan unit penyusun populasi adalah semua individu yang berada di tempat praktikan dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian mengenai vegetasi tumbuhan dilakukan dilakukan dengan cara mengamati individu-individu yang terdapat dalam populasi tersebut. Kajian mengenai vegetasi mengungkapkan sifat dari setiap populasi sehingga dapat menggambarkan vegetasi berdasarkan karakteristik suatu populasi tersebut (Surasana, 1990).

 III METODE PERCOBAAN



A Waktu dan Tempat

Praktikum atau percobaan tentang Analisis Vegetasi ini dilakukan atau dilaksanakan di Laboratorium Zoologi  pada hari Selasa, 26 Novenber 2012 pukul 15.30 WIB.


B Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum atau percobaan Biologi tentang Analisis Vegetasi yaitu: meteran, tali rapia, gunting atau silet, patok.


C Cara Kerja

Adapun cara kerja atau prosedur percobaan yang digunakan pada praktikum atau percobaan Biologi tentang Analisis Vegetasi yaitu:
1.      Menentukan tempat yang akan dihitung vegetasi tumbuhannya
2.      Membuat petak ukuran 1 x 1 meter persegi dengan menggunakan tali rapia yang telah diukur panjangnya dengan pengaris dimana tiap sudut petak diberi patok dari bambu


3.     Melakukan penghitungan jenis spesies tumbuhan dan jumlahnya tiap spesies tersebut yang berada di dalam petak.
4.     Kemudian membuat petak dengan ukuran 1X1 yang ditambah 2 meter sehingga petak ke-2 ukurannya 3X3
5.     Melakukan penghitungan jenis tumbuhan dan jumlahnya tiap spesies tersebut yang ada di dalam petak kecuali rumput
6.     Kemudian membuat petak dengan ukuran 3X3 yang ditambah 2 meter sehingga petak ke-3 ukurannya 5X5
7.     Melakukan penghitungan jumlah pohon yang ada di dalam petak.



IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
NO
Plot
Nama Ilmiah
Nama Daerah
Keterangan
1
1 x 1
-
Pennisetum purpureum
-
-
-
-
-
-
Spesies A
Rumput Gajah
Herba Spesies A
Herba sp. B
Herba sp. C
Sirih-sirihan
Rumput B
Semanggi
8 pohon
15 pohon
176 pohon
4 pohon
12 pohon
13 pohon
9 pohon
68 pohon
2
3 x 3
-
-
-
-
Perdu A
Perdu B
Herba D
Pohon Bungur
2 pohon
8 pohon
19 pohon
1 pohon
3
5 x 5
-
Pohon Bungur
1 pohon
Jumlah
336 pohon

V. KESIMPULAN

Dari pengamatan dan hasil perhitungan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Kerapatan spesies tertinggi adalah
2.      Kerapatan spesies terenda adalah
3.      Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi keanekaragaman organism di suatu tempat yaitu factor-faktor udara, tanah organism, dan beberapa factor stabil yaitu ketinggian, lintang, letak, dan pH










DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2001. Ekologi. hhtp://id.wikipedia.org/wiki/ekologi. Diakses 14 Oktober 2001. Pukul 14.25 WIB
Anonim 2. 2001. Keanekaragaman Hayati. hhtp://id.wikipedia.org/wiki/keanekaragamanhayati. Diakses 14 Oktober 2001. Pukul 16.40 WIB
Odum. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Rososoedarmo. 1990. Ekologi. Bandung: CV. Ramadja Karya.
Setiadi, Agus. 1990. Pengantar Ekologi. Bandung: CV. Publishing.








PERHITUNGAN

Rumus Kerapatan Relatif
KR= jumlah tanaman A / Jumlah total semua tanaman X 100 %
Plot 1 x 1 meter
KR spesies A = 8 / 336 X 100 % = 2,38 %
KR Rumput Gajah = 15 / 336 X 100 % = 4,46 %
KR Herba Spesies A = 176 / 336 X 100 % = 52,38
KR Herba sp B = 4 / 336 X 100 % = 1,19 %
KR Herba sp C = 12 / 336 X 100 %= 3,57 %
KR sirih-sirihan = 13/ 336 X 100 % = 3,87 %
KR Rumput B = 9 / 336 X 100 % = 2,68 %
KR Semanggi = 68 / 336 X 100 % = 20,24 %
Plot 3 x 3 meter
KR Perdu A = 2 / 336 X 100 % = 0,59 %
KR Perdu B = 8 / 336 X 10 0% = 2,38 %
KR Herba D = 19 / 336 X 100 % = 5,65 %
KR Pohon Bungur = 1 / 336 X 100 % = 0,29 %
Plot 5 x 5 meter
KR Pohon Bungur = 1 / 336 X 100 % = 0,29 %
Rumus Frekuensi Relatif
FR = jumlah petak spesies ditemukan / jumlah petak digunakan X 100%
FR Spesies A = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Rumput Gajah = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Herba Spesies A = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Herba sp. B = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Herba sp. C = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Sirih-sirihan = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Rumput B = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Semanggi = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Perdu A = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Perdu B = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Herba D = 1 / 3 X 100 % = 33,33 %
FR Pohon Bungur = 2 / 3 X 100 % = 66,67 %

0 komentar:

Posting Komentar