This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Powered by: Udhermansyah

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 29 Juni 2013

SISTEM BAGI HASIL NELAYAN UBUR-UBUR PADA MASYARAKAT WAY NIPAH KECAMATAN PEMATANG SAWA KABUPATEN TANGGAMUS




SISTEM BAGI HASIL NELAYAN
UBUR-UBUR PADA MASYARAKAT WAY NIPAH
KECAMATAN PEMATANG SAWA KABUPATEN TANGGAMUS
(Makalah Sosiologi Pertanian)

MAKALAH POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL (POLSTRANAS) SEBAGAI PEDOMAN PEMBANGUNAN NASIONAL


POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL (POLSTRANAS) SEBAGAI PEDOMAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan)


MAKALAH KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA


 KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA
 (Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan)


MAKALAH PENERAPAN FALSAFAH PANCASILA DAN AJARAN KI HAJAR DEWANTARA BAGI PENYULUHAN DI INDONESIA



PENERAPAN FALSAFAH PANCASILA DAN AJARAN KI HAJAR DEWANTARA BAGI PENYULUHAN DI INDONESIA

Laporan Responsi Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komunikasi PENYULUHAN DI BP3K KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN





PENYULUHAN DI BP3K KECAMATAN JATI AGUNG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
( Laporan Responsi Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komunikasi )



Analisis Majalah Trubus dan Majalah Flona


Analisis Majalah Trubus dan Majalah Flona
                                    

Majalah secara harfiah dalam bahasa Inggris berarti magazine, majalah juga dapat diartikan sebagai publikasi atau terbitan secara berkala yang memuat artikeal-artikel dari berbagai penulis. Ciri utama yang membedakan majalah dengan median masa lainya yaitu:
  1. Dari segi periode/waktu penerbitan, surat kabar memilkki periode penerbitan yang cepat. Misalnya koran yang diterbitkan dalam jangka waktu yang pendek yaitu diterbitkan setiap dua hari sekali bahkan ada yang diterbitkan setiap hari, sedangkan untuk majalah periode penerbitannya lebih lama yaitu bisa seminggu sekali, sebulan sekali, 3 hari sekali dan periode waktu lainnya.
  2. Dari segi materi isi informasinya, majalah kebanyakan informasi yang disampaikan bersifat entertainment yaitu hiburan dan informasi yang mengkhusus pada suatu bidng contohnya majalah bola, sedangkan koran/surat kabar yaitu informasi yang disampaikan merupakan informai yang insidensial/kejadian yang terjadi saat ini dan merupakan masalah-masalah yang terjadi dilingkungan sekitar..
  3. Dari segi fisik dan tampilannya, Majalah penuh dengan desain yang menarik agar minat baca atau daya tarik pembeli menjadi bertambah, sedangkan koran/surat kabar memiliki desain sederhana karena yang dipentingkan adalah isi dari informasi tersebut serta karena waktu yang tersedia sedikit sehingga tidak ada waktu untuk membuat desainnya.
  4. Dari segi si pembacanya, biasanya surat kabar/ koran suka dibaca oleh semua orang terutama kaum yang sudah tua, sedangkan majalah biasanya dibaca oleh kaum remaja atau yang menyukai suatu bidang yang mengkhusus.

LAPORAN PRAKTIKUM VEGETASI TANAMAN DI LINGKUNGAN UNILA

VEGETASI TANAMAN


LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI HEWAN


 RESPIRASI



Oleh
Yudhi Hermansyah
1214131115







  
LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

2012


Judul Percobaan           : Respirasi
Tanggal Percobaan       : 6 November 2012
Tempat Percobaan       : Laboratorium Zoologi
Nama                           : Yudhi Hermansyah
NPM                           : 1214131115
Jurusan             : Agribisnis
Fakultas                       : Pertanian
Kelompok                    : II(dua)








                                                                                    Bandarlampung, 6 November 2012
                                                                                                Mengetahui,
                                                                                                Asisten



                                                                                                Yuniar Avianti
         NPM. 1017021055



DAFTAR ISI


HALAMAN PENGESAHAN  ...................................................................................  6

DAFTAR ISI  ............................................................................................................  7

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang  ..........................................................................................  7        
B. Tujuan Percobaan  .....................................................................................  6

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PERCOBAAN
A.Waktu dan Tempat  ....................................................................................  5
B.Alat dan Bahan  ...........................................................................................
C.Cara Kerja  ................................................................................................

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil Pengamatan 
B.     Pembahasan          

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Bernapas dilakukan setiap hari baik siang maupun malam, bahkan kita bernapas setiap detik. Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup, semua makhluk hidup pasti bernapas apabila tidak bernapas berarti bukan termasuk makhluk hidup atau mati. Bernapas adalah proses memasukkan serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam tubuh. Udara yang dimasukkan itu mengandung oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan mengandung Karbon Dioksida serta uap air. Oksigen yang masuk digunakan tubuh untuk melakukan proses respirasi, yaitu proses pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energi. Energi tersebut digunakan makhluk hidup untuk melakukan seluruh aktivitas kehidupannya.

Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walaupun sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi.

Pada hewan-hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru-paru, insang atau trakea, sementara pada hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel-sel tubuhnya. Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energi.

Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan.

Karena hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak.Untuk bernafas, hewan-hewan tertentu memiliki alat pernafasan. Alat-alat pernafasan tersebut berperan dalam proses pemasukan oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta pengeluaran CO2 dari tubuh kelingkungan luar. Alat-alat pernafasan pada hewan berbeda-beda sesuai dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat menggunakan paru-paru untuk bernafas dan pada kelompok burung, paru-paru dilengkapi dengan kantong udara. Pada katak dewasa selain menggunakan paru-paru juga menggunakan kulit untuk membantu pernafasan. Hewan yang hidup diperairan (hewan akuatik), misalnya ikan dan udang mempunyai insang. Serangga umumnya mempunyai alat perrnafasan berupa trakea dan hewan invertebrata yang lain memiliki organ yang berbeda pula.

Di dalam praktikum ini, akan dijelaskan bagaimana pernapasan atau respirasi pada hewan yakni jangkrik.



B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum atau percobaan tentang  respirasi ini adalah sebagai berikut:
  1. Memahami proses respirasi yang terjadi pada semua sel organisme


II. TINJAUAN PUSTAKA


Respirasi merupakan proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel tumbuhan maupun sel hewan, dan manusia. Respirasi ini dilakukan baik siang maupun malam (syamsuri, 1980).
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea, yang terbuat dari pipa yang becabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi internal yang melipat-lipat dan pipa yang terbesar itulah yang disebut trakea. Bagi seekor serangga kecil, proses difusi saja dapat membawa cukup O2 dari udara ke sistem trakea dan membuang cukup CO2 untuk mendukung sistem respirasi seluler. Serangga yang lebih besar dengan kebutuhan energi yang lebih tinggi memventilasi sistem trakeanya dengan pergerakan tubuh berirama (ritmik) yang memampatkan dan mengembungkan pipa udara seperti alat penghembus (Campbell, 2005).
Kandungan katalis disebut juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari enzim dengan mengkombinasi dengan sisi aktifnya (mertens, 1966).
Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi. Karena semua bagian tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Juanegshi, 2008).
Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi.Pada hewan – hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang atau trakea, sementara pada hewan – hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel–sel tubuhnya. Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energi.Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan.
Karena hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak (Tobin, 2005).



  III. METODE PERCOBAAN


A. Waktu dan Tempat

Praktikum atau percobaan tentang Respirasi ini dilakukan atau dilaksanakan di Laboratorium Zoologi  pada hari Selasa, 6 Novenber 2012 pukul 15.30 WIB.


B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum atau percobaan Biologi tentang respirasi yaitu: respirometer, stopwatch, pipet atau jarum suntik, dan neraca ohauss.

Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum atau percobaan Biologi tetang respirasi yaitu: vaselin atau plastisin, KOH atau NaOH, jangkrik, kapas atau tissue, dan eosin atau tinta.


C. Cara Kerja

Adapun cara kerja atau prosedur percobaan yang digunakan pada praktikum atau percobaan Biologi tentang respirasi yaitu:
  1. Ukurlah massa jangkrik
  2. Bungkuslah kristal NAOH/KOH dengan kapas, lalu masukan dalam tabung respirometer
  3. Olesi bagian pipa berskala dengan vaselin/ plastisin
  4. Masukan jangkrik kedalam botol respirometer kemudian tutup dengan pipa berskala
  5. Tutup pipa berskala, kemudian dimasukan tetesan eosin dengan pipet atau suntikan
  6. Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala pada waktu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan jangkrik yang ukurannya berbeda.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN

Dari praktikum atau percobaan Biologi tentang respirasi yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
No
Massa jangkrik (mg)
Laju respirasi (ml)
5 menit
10 menit
15 menit
1
400
1,1
3,5
0,4
2
30
1
0,35
0,31
3
600
0,03
0,15
0,18



B. PEMBAHASAN

Bernapas adalah proses memasukkan serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam tubuh. Udara yang dimasukkan itu mengandung oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan mengandung Karbon Dioksida serta uap air. Oksigen yang masuk digunakan tubuh untuk melakukan proses respirasi, yaitu proses pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energi. Energi tersebut digunakan makhluk hidup untuk melakukan seluruh aktivitas kehidupannya.

Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walaupun sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi. Reaksi respirasi secara umum dapat ditulis C6H12O6 + 6O2 6CO2 +6H2O + energi.



Laju respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
1 Gerakan anggota tubuh yang memakan banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi yang diperlukan tubuh, emosi, rasa sakit dan takut juga mempengaruhi laju respirasi
2 Oksigen yang tersedia, usia, berat badan, posisi tubuh, aktivitas, kondisi tubuh, suhu, jenis kelamin dan tekanan darah

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, volume udara yang dibutuhkan jangkrik berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi pada jangkrik tersebut, misalnya massa badan yang berbeda diantara keduanya ataupun aktifitas yang dilakukan keduanya, kebutuhan oksigen atau kadar oksigen yang tesedia, dan faktor-faktor yang lain.


 V. KESIMPULAN


Adapun kesimpulan dari praktikum atau percobaan Biologi tentang respirasi adalah sebagai berikut:
1.      Jangkrik yang ukuran tubuhnya atau massa lebih kecil lebih banyak membutuhkan Oksigen dibandingkan jangkrik yang ukuran tubuhnya atau massa lebih besar, hal tersebut karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi respirasi yaitu faktor usia, kondisi tubuh, jenis kelamin, dan tekanan darah.
2.      Pemberian vaselin pada perbatasan antara tabung dengan pipa kapiler berfungsi agar oksigen di dalam tabung tidak keluar atau oksigen dari luar tida dapat masuk, sehingga data yang didapat akurat.
3.      Pemberian KOH atau NaOH pada tabung bertujuan untuk menyerap CO2 agar jangkrik tidak menghirup CO2


 DAFTAR PUSTAKA


Campbell,dkk. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Juanegsih, Nengsih. 2008. Modul Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah.
Mertens, Thomas R, dkk.1966. Laboratory Exercises In The Principles Of Biology. India: Burgesspublishing Company.
Syamsuri, Istamar.1980. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Canada: Thomson Brooks/Cole.


 PERHITUNGAN


1.    Jangkrik dengan massa 400 mg.

A.  Waktu 5 menit 
5 X 60 = 300 sekon
Laju Respirasi  = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
 = 1,1 / 400 / 300
 = 0,000009166
B.   Waktu 10 menit
10 X 60 = 600 sekon
Laju Respirasi  = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
          = 3,5 / 400 / 600
          = 0,000014583
C.  Waktu 15 menit
15 X 60 = 900 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
                                  = 0,4 / 400 / 900
                                  = 0,000001111
                     
2.    Jangkrik dengan massa 30 mg.

A.  Waktu 5 menit
5 X 60 = 300 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
     = 1 / 30 / 300
     = 0,000111111
B.   Waktu 10 menit
10 X 60 = 600 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
     = 0,35 / 30 / 600
 = 0,000019444

C.  Waktu 15 menit
15 X 60 = 900 sekon
          Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
      = 0,31 / 30 / 900
      = 0,000011481

3.  Jangkrik dengan massa 600 mg

A. Waktu 5 menit 
5 X 60 = 300 sekon
Laju Respirasi  = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
      = 0.03 / 600 / 300
    = 0.000000166
B. Waktu 10 menit
10 X 60 = 600 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
            = 0.15 / 600 / 600
                        = 0.000000416
C. Waktu 15 menit
15 X 60 = 900 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
                                  = 0.18 / 900 / 600
                                  = 0.000000333



















                                                   






LAPORAN PRAKTIKUM FOTOSINTESIS DAN PLASMOLISIS


FOTOSINTESIS DAN PLASMOLISIS


MATERI KULIAH TENTANG KINETIKA KIMIA


K I N E T I K A    K I M I A

1. PENDAHULUAN

1.1 Konsep-konsep penting dalam Kinetika Kimia

·         Kinetika Kimia
Adalah ilmu yang mempelajari tentang laju reaksi dan mekanisme reaksi.

·        Laju atau Kecepatan :
Adalah suatu perubahan dengan satuan waktu terdapat pada penyebut.

·        Laju Reaksi (V):
Adalah perubahan konsentrasi terhadap waktu yg diperlukan untuk perubahan tsb,
atau
kecepatan berkurangnya pereaksi atau bertambahnya produk reaksi dinyatakan dlm molar/detik (mol.L−1.s−1).

·        Persamaan Laju atau Hukum Laju
Adalah persamaan yg mengaitkan laju reaksi dengan konsentrasi molar pereaksi dgn pangkat yang sesuai.
    
dX/dt =  V = k. [A]a.[B]b

Hukum laju:     - diperoleh dari hasil eksperimen.
- dapat dinyatakan dlm bentuk differensial   
  atau integral.

·        Orde Reaksi (n):
Adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam hukum laju bentuk differensial.
n = umumnya bil. bulat kecil (1,2,3…) dalam hal tertentu bisa berupa pecahan atau nol.
          
·        Tetapan Laju (k):
Adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasil kali konsentrasi spesi yang mempengaruhi laju reaksi.

Tetapan laju = koefisien laju = laju reaksi jenis.

·        Kemolekulan Reaksi:
Adalah jumlah spesi tahap penentu laju reaksi, yang merupakan suatu konsep teoritis yang dapat digunakan jika sudah diketahui mekanisme reaksi.

·        Mekanisme Reaksi
Adalah deret tahap-tahap dalam suatu reaksi kimia yang merupakan perubahan keseluruhan,
atau
seperangkat proses elementer yang menjelaskan kemolekulan reaksi.

·        Koordinat Reaksi
Adalah parameter yang terus bervariasi, dan setiap nilai sesuai dengan seperangkat atom atau molekul sistem reaksi sepanjang jalannya reaksi.

·        Katalis
Zat yang mempengaruhi laju reaksi (mempercepat laju reaksi) dengan menurunkan energi pengaktifan.
Zat yang memperlambat reaksi : Inhibitor

·        Kompleks Teraktivasi
Gabungan atom, molekul atau ion pereaksi (tidak stabil) yang menghasilkan produk reaksi.  Bentuk ini disebut juga keadaan transisi.





 Energi Pengaktifan (Energi Aktivasi)
                        Energi minimum yang harus dimiliki peraksi untuk menghasilkan produk reaksi. (Energi minimum yang harus dimiliki oleh molekul pereaksi agar menghasilkan tabrakan yang efektif).

·        Waktu Paroh
Adalah waktu yang diperlukan agar setengah dari jumlah A bereaksi.

1.      Laju Reaksi

1.1.      Konsep Laju Reaksi
Laju reaksi dapat dinyatakan sbb:

Laju reaksi =            Perubahan Konsentrasi……………
                     Waktu yg diperlukan untuk perubahan

Untuk reaksi :         A      +      B           C
Laju = - d[A]    atau Laju = - d[B]  atau Laju =  + d[C]
       dt                           dt                               dt

                        (konsentrasi/waktu)

1.2.      Pengukuran Laju Reaksi
Laju suatu reaksi dapat ditentukan dengan cara mengikuti perubahan sifat selama terjadi reaksi.

a.      Analisis volumetri dan gravimetri
Untuk reaksi hidrolisis ester
CH3COOH2H5 + H2O    CH3COOH + C2H5OH

b.      Mengukur Perubahan Tekanan
Pada cara ini, reaksi yang menyangkut gas, perubahan tekanan dari sistem dapat diukur. Pada reaksi
C6H5N2Cl + H2O    C2H5OH + HCl + N2

c.      Mengukur Perubahan Beberapa Sifat Fisik
-        mengukur indeks bias
-        mengukur intensitas warna
-        mengukur sifat optik aktif
-        mengukur daya hantar
-        mengukur viskositas

d.      Mengukur kalor yang dilepaskan pada reaksi eksoterm.

1.3.      Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

a.     Keadaan Pereaksi dan Luas Permukaan
Pada umumnya, makin kecil partikel pereaksi makin besar permukaan pereaksi yang bersentuhan dalam reaksi, sehingga reaksinya makin cepat.

b.     Konsentrasi ~ makin besar konsentrasi, laju reaksi makin cepat

c.      Suhu ~ umumnya suhu dinaikkan laju reaksi bertambah.

d.     Katalis ~ mempercepat laju reaksi

e.      Cahaya ~ Fotosintesis dan fotografi sangat berkaitan dengan reaksi yang peka terhadap cahaya.


3. HUKUM LAJU DAN ORDE REAKSI

3.1 Hukum Laju
                Untuk Reaksi ;  A    +      B              Produk    
                Hukum laju ~ Laju (V)        = k[A]a[B]b




3.2 Orde Reaksi

       










3.3 Definisi Laju reaksi

                a A   +      b B           p P   +      q Q 

Laju (V)   = - 1  dA   = - 1  dB   = + 1  dP   = + 1  dQ  = k [A]x[B]y
                     a dt          b  dt         p  dt         q  dt

Dimana:  x = orde reaksi terhadap A
             Y = orde reaksi terhadap B
          x+y = orde total

Contoh:
Pada reaksi penguraian Nitrogen dioksida, NO2, menjadi nitrogen oksida, NO, dan oksigen, O2:
                                2NO2               2NO           +   O2
a.   Tulislah pernyataan laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 dan laju rata-rata bertambahnya konsentrasi NO dan O2!

b.   Jika diketahui laju berkurangnya konsentrasi NO2 adalah 4,0x10-13 mol.L-1s-1, berapa laju bertambahnya konsentrasi NO dan O2?


Jawab:
a.   Laju berkurangnya konsentrasi NO2 =- d[NO 2]  = - Δ[NO2]
            dt        Δt
        Laju bertambahnya konsentrasi NO =+ d[NO]    = + Δ[NO]
                                                                            dt             Δt
        Laju bertambahnya konsentrasi O2 = + d[O2 = + Δ[O2]
                                                                          dt            Δt
b.   Untuk tiap 2 molekul NO2 yang bereaksi, terbentuk 2 molekul NO. Jadi berkurangnya konsentrasi NO2 dan bertambahnya konsentrasi NO berlangsung dengan laju yang sama:

- 1 Δ[NO2]              = 1 Δ[NO]   = 4,0 x 10-13 mol L-1s-1
  2    Δt                    2    Δt

        Sedangkan O2 hanya satu molekul yang diperoleh, maka:

        - 1 Δ[NO2]      =        1 Δ[O2]          =      4,0 x 10-13 mol L-1s-1
          2    Δt                     1    Δt

Δ[O2]      = 4,0 x 10-13 mol L-1s-1  = 2,0 x 10-13 mol L-1s-1
                  Δt                    2  

3.4 Penetapan Hukum Laju atau Persamaan Laju

Perhatikan data:
1. 2N2O5          4NO2   +  O2            2. 2NO2           2NO        +  O2

[N2O5]
Laju (mol L-1s-1)

[NO2]
Laju (mol L-1s-1)
0,020
0.040
0,080
0,70 x 10-6
1,40 x 10-6
2,80 x 10-6
0,020
0.040
0,080
0,75 x 10-13
3,00 x 10-13
12,00 x 10-13

Jadi ~ Laju (V) = k [N2O5]                              Laju (V) = k [NO2]2
           Reaksi orde 1                                        Reaksi orde 2

3. 2A          +     B2           2AB
       
Percobaan
[A]
[B]
Laju, mol L-1s-1
1
2
3
0,50
0,50
1,00
0,50
1,00
1,00
1,6 x 10-4
3,2 x 10-4
3,2 x 10-4

Jadi Laju (V) = k [A]0[B2]       atau Laju (V) = k [B2]
        Orde 0 terhadap A
        Orde 1 terhadap B2
        Orde reaksi total = 0 + 1 = 1


Bentuk-bentuk Hukum Laju Berdasarkan jenis Orde Reaksi


No

Jenis Reaksi

n
Hukum Laju

Satuan k

Waktu Paro
Bentuk Diff
Bentuk integral
1
A  Produk
0
V = k [A]0
[A]0-[A]t = kt
mol L-1s-1
t1/2 = [A]0/2k
2
A  Produk
1
V = k [A]
ln[A]0-ln[A]t =kt
s-1
t1/2 = ln 2/k
3
2A  Produk
2
V = k[A]2
  1     1    = kt
[A]t    [A]0
L mol-1s-1
t1/2 = 1/k[A]0
4
A+B Produk
2
V=k[A][B]
   1     ln [B]0[A]t= kt
[A]0–[B]0   [A]0[B]t
L mol-1s-1
t1/2 = 1/k[A]0
5
3A  Produk
3
V = k[A]3
    1     1    = kt
2[A]t2   2[A]02
L2mol-2s-1
t1/2=    3  .
        2k[A]02
n = orde reaksi


Contoh Soal
  1. Penguraian termal aseton, (CH3)2C=O, pada 600oC adalah reaksi orde pertama (1) dengan waktu paro 80 detik (s).
    1. Hitung tetapan laju (k)!
    2. Berapa waktu yang diperlukan agar 25 % suatu contoh tertentu terurai?




Jawab :
  1. Tetapan laju, k  = ln 2  = 0,693      = 8,7 x 10-3 s-1
      t1/2       80 s

  1. Jika [A]0 = 100 %, terurai 25 %    ~       [A]t = 75 %, sehingga
kt     = ln [A]0 ,  8,7 x 10-3 s-1t = 100%           
              [A]t                                75%            
~ t = 33 s

  1. Data di bawah ini diperoleh dari peluruhan radikal metil yang merupakan reaksi orde 2 :
Waktu             [CH3●]
 0 x 10-6 s                12,5 x 10-7 mol L-1
10 x 10-6 s                10,0 x 10-7 mol L-1
a. Hitung tetapan laju (k)!
b. Hitung waktu paro peluruhan!

Jawab:
a. Untuk reaksi orde 2:     1     1    = kt
        [A]t    [A]0
                               1              -           1                 =k x10x 10-6 s
                10,0 x 10-7 mol L-1       12,5 x 10-7 mol L-1
               
2 x 10-5 mol-1L = 10 x 10-6s k
                k      = 2 x 1010 mol-1Ls-1
                                ====================

b. Waktu paro,  t1/2    1   .
                                   k[A]0
                                =                      1                                 .
                                  2 x 1010 mol-1Ls-1 x 12,5 x 10-7 mol L-1
                        t1/2   = 4 x 10-5 s
                        ===============



  1. Data di bawah ini diperoleh untuk reaksi
A + B Produk
        [A], M              [B], M              Laju, Ms-1
1.      4,32 x 10-2                      1,07 x 10-2                       1,32 x 10-4
2.        4,32 x 10-2                      1,56 x 10-2                       2,84 x 10-4
3.     1,07 x 10-1                       1,56 x 10-2                       6,99 x 10-4

a)       Tulis persamaan laju
b)       Hitung laju reaksi jika [A] = 8,42 x 10-2 M dan
      [B] = 4,52 x 10-2 M

JAWAB
a)       Perhatikan 1 & 2
       (1,46)y  = 2,15
                                        y log 1,46 = log 2,15                               
Jadi orde 2 terhadap B
Perhatikan 2 & 3 :
 
Jadi orde 1 terhadap A
Jadi hukum laju, V = k [A][B]2

b)       Untuk menghitung laju V1, k harus dicari terlebih dahulu :
V = 26,69 M-2S-1 p 8,42 x 10-2 M x (4,52 x 10-2M)2
   = 1,59 x 10-3MS-1

IV. TETAPAN LAJU, SUHU dan ENERGI AKTIFASI

Energi Aktifasi Energi minimum yang dibutuhkan untuk
                             menghasilkan reaksi jika saling tumbukan.

Reaski kimia dapat terjadi karena adanya tumbukan untuk molekul-molekul yang bereaksi, tumbukan yang terjadi harus tumbukan efektif.

Syarat tumbukan efektif :
  1. Energinya harus cukup Ea


  1. Orientasi molekul selama tumbukan
Mis : 2AB A2 + B2

        A    B                 A    B
        B    A                 B    A         (tidak menghasilkan Rx)

        A    A                  A    A        A2     (menghasilkan Rx)
                B    B                   B    B         B2
        R = tetapan gas = 8,314 J/mo

Pers Arrhenius : k = A e-Ea/RT
        k = tetapan laju
        A = faktor pra-eksponensial
        Ea = energi aktifasi
        T = suhu (ºK)
        e = 2,71828                                  


bila k1 adalah konstanta laju pada T1 dan
      k2 adalah konstanta laju pada T2


Dari persamaan Arrehensius :  k = A e-Ea/RT
Jadi :
1.       Ea bertambah, e-Ea/RT berkurang makin banyak energi yang diperlukan, molekul-molekul lebih sukar mencapai energi ini, sehingga laju berkurang.
2.       T bertambah, e-Ea/RT bertambah k bertambah

Laju reaksi bergantung pada suhu :

        (V2/V1) = 2 (T2 − T1)                               
                      10

V2 = laju akhir
        V1 = laju awal
T2 = suhu akhir
T1 = suhu awal





CONTOH SOAL
Data di bawah ini diperoleh untuk suatu reaksi :
        Suhu                                Laju
        0ºC                                  3 x 10-3 mol L-1S-1
        20ºC                                1,5 x 10-2 mol L-1S-1
a)       hitung energi pengaktifan
b)       hitung laju reaksi pada suhu 50ºC

JAWAB
a)    
        Ea = 53525,35 J mol-1
             = 53,53 kJ mol-1

b)
         
        Jadi laju (50ºC)      = 38,47 x 3 x 10-3mol.L-1s-1
                                        = 1,154 x 10-1mol.L-1s-1