Sabtu, 29 Juni 2013

Laporan Responsi Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komunikasi PENYULUHAN DI BP3K KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN





PENYULUHAN DI BP3K KECAMATAN JATI AGUNG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
( Laporan Responsi Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komunikasi )









Oleh :

Kelompok 4

Siti Mariyani              1214131096
Sri Wahyuni              1214131098
Yudhi Hermansyah   1214131115
Zupika Audina          1214131118



















JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013



I.         PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang

Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dalam mengakses informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) adalah kelembagaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan ditingkat Kecamatan yang merupakan lembaga non struktural yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K).

Kecamatan Jati Agung KabupatenLampung Selatan merupakan salah satu wilayah yang mayoritas penduduknya berprofesi sebgagai petani, sehingga perlu dilakukan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan pendapatan hingga kesejahteraan masyarakat. Penyuluhan tersebut dilakukan oleh BP3K Kecamatan Jati agung yang segal kegiatannya perlu ditinjau dan dievaluasi agar hasil dari kegiatan penyuluhan maksimal kebaikannya.

1.2.  Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya turun lapang tersebuat adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui penyusunan Rencana Kerja penyuluh BP3K Jati agung.
2.      Untuk mengetahui jadwal kunjungan penyuluh ke petani.
3.      Untuk mengetahui teknis penyuluhan dari BP3K Jati Agung.
4.      Untuk mengetahui bagaimana evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan.
5.      Untuk mengetahui respon petani terhadap kegiatan penyuluhan oleh BP3K Jati Agung.































II.      TINJAUAN PUSTAKA


Istilah penyuluhan pertama kali di publikasikan oleh James Stuart (1867-1868)dari Trinity College (Combridge) kepada perkumpulan wanita dan pekerja pria di Inggris Utara. Pada tahun 1873 secara resmi sistem penyuluhan diterapkan di Combridge, kemudian diikuti Universitas London (1876) dan Universitas Oxford (1878) dan menjelang tahun 1880 gerakan penyulihan mulai melebarkan sayapnya keluar kampus. (Van Den Ban dan Hawkins, 1999)

Di Indonesia, penyuluhan pertanian mulai dikembangkan sejak tahun 1905 bersamaan dengan dibukanya Departemen Pertanian (Departement Van Lonbow) oleh pemerintah Hindia Belanda, Institusi yang merupakan bentuk tersebut antara lain memiliki tugas melakukan penyuluhan pertanian, sedang pelaksanaannya dilakukan oleh Pejabat Pengreh Praja (PP). pada tahun 1910 dibentuk Dinas Penyuluhan Pertanian (Lounbouw Voorlicting Dienst), tetapi baru benar-benar berperan sebagai lembaga penyuluhan pertanian yang mandiri sejak dirubah menjadi Dinas Pertanian Propinsi terlepas dari PP pada tahun1918. (Mardikanto,1993)

Di masa kemerdekaan, kegiatan penyuluhan telah dimulai dengan dibentuknya Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) kemudia dilanjutkan dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan metode latihan dan kunjungan. (Mardikanto, 2009)

Penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian di era Bimas telah memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan produksi pertanian khususnya produksi padi, sehingga pada tahun 1984 pemeritah Republik Indonesia memperoleh penghargaan dari FAO sebagai Negara yang berhasil mencapai swasembada beras. (Suprapto,2009)

Penyuluhan pertanian sebagai metode pendidikan orang dewasa (Andragodi) terdapat filsafah untuk membuat saling “asah-asih-asuh” dalam suatu interaksi warga pelajar. Penyuluh sebagai fasilitator dan motivator yang mampu mendorong petani untuk mandiri dan swadaya. Penyuluh dan sasaran mengembangkan hubungan saling timbal balik dan membantu dalam kegiatan penyuluhan. (Padmowihardjo, 2001)

Penyuluhan pertaniain merupakan suatu pendidikan nonformal untuk keluarga-keluarga yang bergerak dibidang pertanian, yang cara, bahan dan sasarannya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik dari sasaran, waktu maupun keadaan sehingga kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap perubahan yang dapat meningkatkan kesejahteraannya dapat dipercepat. (Sumardjo, 1999)

Dalam konteks komunikasi dan inovasi, penyuluhan adalah serangkaian intervensi komunikatif yang ditanamkan, yang diartika antara lain untuk membangun dan atau mendorong inovasi yang seharusnya membantu menyelesaikan situasi problematis. (Leeuwis, 2004)

Penyuluhan pertanian adalah usaha membantu petani agar senantiasa meningkatkan efisiensi usaha petani. Dalam pengertian membantu masyarakat agar dapat membantu dirinya tersebut terkandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a.       Penyuluh pertanian harus mengacu pada kebutuhan sasaran yang dibantu, dan bukannya sasaran yang harus mengikuti keinginan penyuluh
b.      Penyuluh pertanian mengarah kepada terciptanya kemandirian, bukan membantu sasaran semakin menggantungkan diri kepada penyuluh
c.       Penyuluhan pertanian harus mengacu pada perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan sasaran, bukan target-target fisik tidak banyak manfaatnya bagi kualitas hidup sasaran. (Nasution, 2004).
Dalam melaksanakan penyuluhan dalam masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, peranan sosok penyuluh yang lebih dikenal dengan PPL tidak dapat disampingkan. Menurut Mosher (1974), peranan penyuluhan dalam memodernisasi pertanian mencakup empat hal, yaitu sebagai guru, sebagai penganaliss, sebagai penasihat (advisor) dan sebagai Organisator. (Mosher, 1974)





























III.   PEMBAHASAN


3.1. Rencana Kerja Penyuluh BP3K Kecamatan Jati Agung

Rencana Kerja Penyuluh atau Rencana Definitif Petani disusun berdasarkan kebutuhan yang dirasakan petani. Sebelum menyusun Rencana Kerja Penyuluh, BP3K akan melakukan identfikasi potensi wilayah terlebih dahulu. Potensi tersebut termasuk potensi SDM dan SDA wilayah tersebut. SDM yaitu meliputi penyuluh dan petani di wilayah tersebut. Sedangkan SDA meliputi keadaan tanah, sistem pengairan, dan tanaman apa yang cocok ditanam di wilayah tersebut.

Jenis-jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di wilayah Jati Agung adalah padi, jagung, tanaman hortikultura, palawija, singkong, dan lain-lain. Selain di pertaniannya, pada bidang perikanan, potensi wilayah Kecamatan Jati Agung adalah budidaya ikan lele, ikan mas, ikan gurame, patin dan ikan nila. Serta pada bidang peternakan, potensi besar wilayah Kecamatan Jati Agung adalah pada ternak ayam pedaging, ayam petelur, ternak sapid an ternak kambing.

Rencana Kerja disusun setiap tahunnya, dan dibuat dalam bentuk tertulis. Petani tidak diperlihatkan Rencana Kerja tertulis tersebut, karena penyuluh akan langsung memberikan praktek rencana kerja tersebut kepada petani.

3.2.Jadwal Kunjungan Penyuluh

Penyuluh yang bekerja di BP3K Kecamatan Jati Agung ini bekerja dari hari Senin hingga Jumat. Jadwal kunjungan ke petani adalah setiap hari kecuali hari Rabu, karena pada hari Rabu terdapat pelatihan penyuluh di topik-topik tertentu di kantor BP3K Kecamatan Jati Agung.

Setiap bulan, BP3K akan membuat susunan materi penyuluhan untuk petani. Materi-materi tersebut akan disesuaikan dengan mempertimbangkan permasalahan petani juga.

3.3. Teknis Pelaksanaan Penyuluhan dari BP3K Jati Agung

Kunjungan penyuluh kepada petani dilakukan sesuai dengan jadwal kunjungan yang telah dibuat. Saat kunjungan penyuluh, biasanya dilakukan di Balai Desa, lapangan, lahan usahatani, ataupun Saung Desa. Saat penyluh tiba, biasanya petani peserta penyuluhan sudah berkumpul yang dikoordinir langsung oleh ketua kelompok tani maupun aparat desa tersebut.

Materi yang diberikan kepada petani saat penyuluhan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan petani sendiri. Petani dapat saja meminta topik materi tertentu yang akan disuluhkan oleh penyuluh. Untuk menunjang kelancaran dan baiknya hasil kegiatan penyluhan, kegiatan penyuluhan tersebut dilakukan dengan alat peraga. Alat peraga yang digunakan misalnya peta singkat, Koran, papan tulis, poster, dan lain-lain.

Materi penyuluhan diberikan dengan ceramah ataupun praktek lapang yang selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi dari pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh petani sebagai sasaran atau peserta penyuluhan. Dalam melaksanakan demonstrasi materi penyuluhan, biasanya digunakan berupa demplot yang berada di pinggir jalan agar mudah dilihat oleh petani yang lewat jalan tersebut. Yang diharapkan adalah petani dapat segera mengadopsi inovasi yang diterapkan atau dianjurkan oleh penyuluh berupa demplot tersebut.

BP3K Kecamatan Jati agung menggunakan paket teknologi spesifik dalam pelaksanaan penyuluhannya. 10 Paket teknologi tersebut adalah sebagai berikut :
·         Benih bermutu,
·         Pengolahan tanah sempurna
·         Penanaman
·         Tata guna air
·         Pupuk berimbang dan pupuk pelengkap cair
·         Pengendalian hama terpadu
·         Penyulaman, siangan
·         Panen
·         Pasca panen
·         Analisa usaha hasil pertanian

Tenaga penyuluh di BP3K Kecamatan Jati Agung merupakan tenaga lulusan SPMA yang kini berubah nama menjadi SPPMA atau sejak tahun 2000, penyuluh harus merupakan lulusan minimal D3 Penyuluhan. Para penyuluh bertujuan untuk menjadikan petani dari swadaya menjadi petani yang swakarsa. Hal ini sesuai dengan slogan BP3K Kecamatan Jati Agung, yaitu penyuluhan dari petani, oleh petani dan untuk petani. Untuk itu, penyuluh akan selalu menindak lanjuti masalah yang dihadapi petani dengan mendiskusikannya saat kegiatan penyuluhan dan juga membantu dengan langsung bertindak di lahan usahatani petani tersebut.

Tenaga penyuluh di BP3K Kecamatan Jati Agung ada 19 orang, sedangkan Kecamatan Jati Agung terdapat 21 desa. Sehingga terdapat 2 orang penyuluh yang bekerja rangkap di 2 desa. Para penyuluh tidak pernah melakukan karya wisata karena keterbatasan biaya BP3K. jika ada karya wisata, biasanya penyuluh menggunakan dana pribadi ataupun hanya jika ada undangan kegiatan di tingkat nasional maupun daerah yang mempunyai rangkaian acara karya wisata saja.

3.4. Evaluasi Terhadap Kegiatan Penyuluhan

Evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan dilakukan pada akhir tahun. Evaluasi dilakukan oleh tenaga penyuluh. Evaluasi dilakukan di setiap desa dengan cara menukar tenaga penyuluh di desa tersebut dengan penyuluh di desa lain untuk melakukan evaluasi. Dalam evaluasi tersebut, terdapat kriteria-kriteria tertentu yang pada setiap tahunnya, petani dapat mencapai beberapa tingkatan kemampuan. Tingkatan petani tersebut mulai dari yang terendah hingga yang ke lebih tinggi yaitu :
·         Kelompok tani pemula
·         Kelompok tani lanjut
·         Kelompok tani madya
·         Kelompok tani utama

3.5. Respon Petani Terhadap Kegiatan Penyuluhan

Respon petani terhadap kegiatan penyuluhan dari BP3K sangat baik. Para petani lebih termotivasi untuk merubah sikap, kemauan dan kemampuan mereka menjadi lebih baik. Hal ini sangat dirasakan sebagian besar petani yang mengikuti kegiatan penyuluhan yang dibuktikan dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani. Namun terdapat sebagian kecil petani yang tidak berubah keadaannya diakibatkan ketidakseriusan dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.

Telah banyak inovasi yang diadopsi oleh para petani yang diperoleh dari kegiatan penyuluhan BP3K. inovasi tersebut sangat berdampak baik. Inovasi tersebut misalnya pemanfaatan lahan pekarangan, penerapan pertanian ramah lingkungan, pemanfaatan limbah pertania, pembuatan pupuk kompos, dan lain-lain.

Respon masyarakat yang baik dapat mempercepat peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani. Hal ini menjadikan kecamatan Jati Agung memiiliki komuditi unggulan hingga tingkat daerah.  Komoditi tersebut diantaranya ayam pedaging, telur ayam, daging sapi, padi, jagung dan juga singkong.













IV. KESIMPULAN


Kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1.      Rencana Kerja Penyuluh atau Rencana Definitif Petani disusun berdasarkan kebutuhan yang dirasakan petani. Sebelum menyusun Rencana Kerja Penyuluh, BP3K akan melakukan identfikasi potensi wilayah terlebih dahulu.
2.      Jadwal kunjungan ke petani adalah setiap hari kecuali hari Rabu, karena pada hari Rabu terdapat pelatihan penyuluh di topik-topik tertentu di kantor BP3K Kecamatan Jati Agung.
3.      Teknis pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan dengan baik menggunakan jadwal kunjungan, materi sesuai kebutuhan petani, penggunaan alat peraga, penyampaian materi yang baik, melaksanakan demonstrasi berupa demplot dan penggunaan paket teknologi.
4.      Evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan dilakukan pada akhir tahun. Evaluasi dilakukan oleh tenaga penyuluh.
5.      Respon petani terhadap kegiatan penyuluhan dari BP3K sangat baik. Para petani lebih termotivasi untuk merubah sikap, kemauan dan kemampuan mereka menjadi lebih baik.










DAFTAR PUSTAKA


Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi Ofset : Yogyakarta.
Mosher, A. T. 1991. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna : Jakarta.
Mubyarto dan Kartodirdjo, 1988. Pembangunan Pedesaan di Indonesia. Liberty :, Yogyakarta.
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Grafindo Persada : Jakarta
Sumaryo, dkk. 2012. Dasar-dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Aura
Printing : Bandar Lampung.
















LAMPIRAN







PROFIL BP3K KECAMATAN JATI AGUNG


Nama Lembaga           : Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
  Kehutanan ( BP3K )
Alamat                        : Jl. R. A. Basyid Kecamatan Jati Agung Kabupaten
  Lampung Selatan
Visi                              : Menjadi lembaga penyuluhan yang  handal, mandiri,
dan professional di dalam memberikan pelayanan  prima kepada masyarakat tani guna mendukung ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.
Misi                             :
1.       Mengembangkan lembaga penyuluhan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana penyuluhan.
2.      Meningkatkan kompetensi tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan di dalam memberikan pelayanan konsultasi agribisnis kepada para petani.
3.      Mengembangkan sistem pemberdayaan petani, kelembagaan petani, dan usaha petani yang berdaya saing.
4.      Meningkatkan kerjasama dan jejaring pelatihan pertanian dengan lembaga terkait.
5.      Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi, penatausahaan dan rumah tangga serta sistem informasi dan publikasi yang akuntabel.

Slogan                         : Penyuluhan dari petani, oleh petani dan untuk petani.




Bagan Struktur Organisasi :




















Kedudukan BP3K Kecamatan Jati Agung :

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Jati Agung adalah kelembagaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan ditingkat Kecamatan yang merupakan lembaga non struktural yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Lampung Selatan.

Tugas dan Fungsi BP3K :

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah dibidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan ditingkat Kecamatan. 
Didalam melaksanakan tugas Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan menyelenggarakan fungsi :
a.    Penyusunan programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
       ditingkat Kecamatan yang sejalan dengan programa penyuluhan pertanian,
       perikanan dan kehutanan Kabupaten.
b.    Melaksanakan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan berdasarkan
       program penyuluhan.
c.    Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi,
       pembiayaan dan pasar.
d.    Memfasilitas pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan
       pelaku usaha.
e.    Melaksanakan peningkatan kapasitas PNS, Penyuluh Swadaya dan Penyuluh
       Swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan.
f.     Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan metode penyuluhan
       pertanian, perikanan dan kehutanan bagi pelaku utama dan pelaku usaha
       secara berkelanjutan.
g.    Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan programa
       penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.















PROFIL WILAYAH KERJA


1.      Aspek geographik
BP3K ini beralamat di Jl. R. A. Basyid, kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.




Data curah hujan :

















Peta Kecamatan Jati Agung :










2.      Aspek Demographik

















Agama mayoritas masyarakat kecamatan Jati Agung adalah islam.
Suku mayoritas kecamatan Jati Agung adalah suku Jawa.

3.      Aspek Psikigraphik
Gaya hidup masyarakat kecamatan Jati Agung mayoritas masih menerapkan gaya hidup sederhana, namun ada juga yang bergaya hidup modern atau mewah karena keadaan financial yang lebih baik.


4.      Aspek Behavioristik
Karena masyarakat lebih banyak menerapkan gaya hidup yang sederhana, masyarakat kecamatan Jati Agung tidak terlalu mementingkan merek atau gengsi dalam pembelian barang atau jasa. Masyarakat lebih mementingkan nilai guna dan keuntugan yang diperoleh jika mengonsumsi barang atau jasa tersebut.


0 komentar:

Posting Komentar